Sabtu, 19 Disember 2009

Suara Anak Negeri

Atel Lewokeda

I
Inflasi terpontang panting
Pedagang asongan
meninggalkan jejak terbirit-birit
Loper sembako kesepian
dalam onggokan barang-barang swalayan
pedagang kililing merayap menyusup
di atas kepingan barang-barang bekas
Si lintah darat menyelam teduh
merampas harta petani desa
Agen suara rakyat mencuci tangan
pada wadas tetesan keringan kaum tak bersuara

II
Katanya manusia beragama
Serunya beragama itu kebebasan
Nyatanya mereka mengatur agama
Beragama dalam kebebasan dan keterbelengguhan
hampir tak ada beda

Ungkapnya dosa itu wajar
Khilaf itu manusiawi
Dosa datang lalu hilang oleh tobat
Datang lagi, lalu hilang lagi
Tak pernah ada tanya kapan tidak datang lagi
Karena yang ada hanyalah tobat lagi

III
Datang dan pergi aktor Negara ini
Datang sesaat untuk merayu
Pergi seabad menikmati hasil

Pelaku senayan tergopoh-gopoh
Kelelahan di belakang meja biro
Membusung di atas tangga kemiskinan
Membelok pada tikungan gombal

Negeriku…negaraku
Negara ini milik kaum beruang
Kedamain hanya sahabat sang borjuis
Ketamakan langganan tetap akhir pekan

Ah…aktor itu
Datang dan pergi
Datang sesaat pergi seabad
Datang lalu pergi dengan segera
Tak pernah bermalam bersama yang kedinginan
Di atas dipan suara tak berdaya.


IV
Kita semua sama
Bukan lawan juga bukan musuh
Kita sesama, sama-sama hidup dan ada
Kita semua sedarajat
Kita semua sama tulisnya hari ini

Kita semua sama…
Pada duka tidak hanya dalam suka
Saat derita tak cukup dalam tawa
Semenjak terluka hingga terobati

Semua kita sama
Terpatung pada cermin canda
Meski harus tergantung
Pada langit tragedi

Semua kita sama
Kita semua sama
Sama kita semua
Kita kawan bukan lawan
Kutilis itu pada dinding bernama sesama
Atas nama sesama
Agar semua menjadi sama.


SYAIR SEORANG ATHEIS

Tuhan kekosongan
Jadi bahan tertawaan
Kata Tuhan sudah lenyap
percakapan dangan Tuhan hanya menjadi khayalam
Tuhan berseberangan dengan kebaikan
Setepi bersama kejahatan

Tuhan tragedi, rasional
Tuhan intelektual
Tuhan borjuis, patriarkat
Tuhan marginal
Tuhan orang-orang gila
Wajah Tuhan sudah hilang
Mana yang benar?? Ah..Tuhan membingungkan

a….k…..u punya Tuhan
dirinya ada segala yang dimiliki yang ada
dia ada tapi redup,suram
dia ada dekat sekali,
diriku dan dirinya hampir tak ada jarak
dia ada, ada dia, tidak hilang
tapi itu dulu.

Saat aku tidak tahu, dia bisa hilang
Dia mahal, bisa tidak ada
Dia milik mereka, milik kaum mimbar
Yang di pelataran altar
Mezbah itu jadi angker

Entah dimana sekarang
Ia hilang…hilang, lari dari diriku
Banyak manusia jadi gila
Karena tak seorang pun pernah menatap wajahnya

Banyak insan bicara sendiri dalam sepi dan kesendirian
Kidung-kidung lahir di pelosok katedra
Mereka semua jadi gila
Mereka mencari kekosongan
Tuhan tidak ada, hanya dia pernah ada
Sekarang dia hanya baying-bayang

Dia…Tuhan Kekosongan
Manusia gila karena
Dia hilang dalam bayang-bayang

Tiada ulasan:

Catat Ulasan